MAKANAN KHAS BANTEN KESUKAAN SULTAN!
Fitness CFM. - Makanan khas Banten yang satu ini adalah makanan yang sangat wajib dicicipi jika mengunjungi Banten. Lebih tepatnya di Kota Serang, Banten.. Bentuk serta aromanya serupa semur daging. Ini ialah masakan ciri khas Serang, Banten. Diberikan dalam mangkok kecil, potongan daging serta jeroan kambing, dan daging sapi menyembul dari kuah cokelatnya. Kuah yang hangat itu berasa agak pedas. Rabeg banyak dijajakan di seantero Kota Serang. Salah satunya penjualnya ialah Haji Naswi. Kedainya ada di Jalan Raya Serang-Cilegon, pas di seberang Rumah Tahanan Serang, Banten.
Dalam seporsi menu rabeg punya Naswi, formasi daging kambingnya semakin banyak daripada daging sapi. Ditambah beberapa potong jeroan kambing, tetapi tidak membuat menu ini menjadi prengus (berbau ciri khas daging kambing). “Karena daging dicuci bersih sampai 3x,” tutur Aulia Rahman, pengelola kedai rabeg, waktu didapati di restonya, Rabu kemarin.
Pencucian sekitar ini mempunyai tujuan menghilangkan lemak, lantas disudahi dengan meniriskan daging. Kemudian, daging di rebus. Pada perebusan pertama, lemak yang terangkat ke permukaan kuah dibuang juga. Pada perebusan ke-2, daging digabung dengan bumbu rempah.
BUMBU RABEG
Bumbu ini terdiri atas irisan bawang merah serta bawang putih, jahe, laos, merica, dan kayu manis yang berperan menghilangkan prengus. “Bumbunya kami leburkan dengan tradisionil, tidak diblender,” tuturnya. Menurut Aulia, bila diulek, perasaan pedas akan tahan lama. Aulia menyampaikan diperlukan waktu dua jam untuk memasak rabeg.Rabeg diberikan dengan nasi serta acar ketimun. Tidak butuh terburu-buru memakan nasinya. Kuah rabeg lebih enak diseruput pada saat hangat atau panas. Menurut Aulia, rabeg lebih serupa tengkleng kambing daripada semur. “Tapi tengkleng tidak berisi jeroan,” tuturnya.
MAKANAN KESUKAAN SULTAN
Rabeg, kata Aulia, jadi makanan kegemaran Sultan Maulana Hasanuddin dari Kesultanan Banten. Beliau ialah putra sulung Sunan Gunung Jati dari Kesultanan Cirebon. Sultan dipercaya berdarah Arab, yang diketahui suka memakan daging kambing. “Dulu awalannya rabeg berisi daging kambing saja,” katanya.Dampak Arab terpatri jelas dalam nama masakan ini. Rabeg adalah nama kota dibawah administrasi Kota Mekah, Arab Saudi. Makin lunturnya kekuasaan Kesultanan Banten membuat makanan rabeg mulai tumbuh di dalam penduduk biasa. Akan tetapi rabeg, menurut Aulia, cuma dapat didapati di Serang serta Cilegon.
Aulia, yang disebut anak ke empat dari Haji Naswi, ialah generasi ke lima yang menjual makanan ini. “Ini warisan kakek buyut,” ia menuturkan. Kedai Haji Naswi sudah berdiri semenjak 29 tahun yang lalu. Tidak hanya Aulia, kedai ini dapat dikelola oleh empat saudara kandungnya. “Ikut melestarikan warisan keluarga,” tuturnya.
Aulia menyampaikan rabeg kuno semakin banyak jeroan kambing. Bersamaan dengan pergantian hasrat pelanggan, jeroan mulai dikurangi. “Lama-lama juga kurangi kambing serta memberikan daging sapi,” tuturnya. Akan tetapi langkah masaknya masih sama. Walau telah lama berjualan nasi rabeg, Aulia menyampaikan anak Haji Naswi tidak ada yang berani memproses rabeg. “Semuanya dibuat oleh Abah (Naswi),” tuturnya.
Kedai Rabeg Haji Naswi tidak sempat libur. Saban hari kedai mungil ini membuka jam 9 pagi sampai 5 sore. Daging diambil yang fresh. “Kami tidak sempat gunakan daging beku,” tuturnya. Keperluan daging sekitar 10 kg kambing serta 5 kg sapi.
Menurut Aulia, memakan rabeg lebih pas saat hawa dingin. “Akan menghangatkan tubuh,” tuturnya. Daging rabeg juga lebih enak disantap setelah berusia dua hari. “Akan keluar perasaan manisnya,” tuturnya.
Penasaran kan gimana enaknya makanan yang satu ini? Jangan lupa cicipi Rabeg jika mengunjungi Kota Serang, Banten ya gaisssss..😋
No comments:
Post a Comment