Alasan Mengapa Buah Kurma Sangat Cocok untuk Berpuasa - Fitness CFM - Info Seputar Kuliner Dan Makanan

Breaking

Monday, 13 May 2019

Alasan Mengapa Buah Kurma Sangat Cocok untuk Berpuasa

Fitness CFM - Takjil berupa makanan manis merupakan salah satu hal yang paling diburu ketika waktu berbuka tiba. Namun walau disarankan untuk mengonsumsi yang manis-manis, pada beberapa orang terutama penderita diabetes, hal ini harus diperhatikan.





Salah satunya tentang makanan manis kala berbuka puasa. Menurut dokter spesialis gizi klinik, Juwalita Surapsari, makanan manis untuk berbuka adalah hal yang disarankan karena berfungsi mengembalikan cadangan gula dalam tubuh.
"Tapi kalau berlebihan juga tidak benar. Akibatnya gula darah malah jadi naik," kata Juwalita dalam sebuah temu media di Jakarta beberapa waktu yang lalu.
Karena itu, agar gula darah tidak melonjak saat buka puasa, makanan yang disarankan adalah buah-buahan. Salah satunya adalah kurma.
"Kurma itu termasuk salah satu yang indeks glikemiknya sedang. Kalau membicarakan buah, jangan takut gulanya tinggi. Di dalam buah ada serat," kata dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Pondok Indah-Pondok Indah, Jakarta tersebut.
Tidak hanya kurma, Anda juga boleh membatalkan puasa dengan buah-buahan lainnya seperti pisang. "Mau pisang dicampur yogurt juga boleh," kata Juwalita.
Juwalita memaparkan, meski juga mengandung karbohidrat, ada kandungan serat dalam buah yang tidak ada dalam sumber gula lainnya. Berbeda dengan pemanis yang terdapat dalam teh manis yang juga kerap dikonsumsi untuk berbuka puasa.
"Gula pasir tidak ada seratnya. Kalau kurma ada seratnya jadi lebih unggul. Untuk orang diabetes, boleh makan kurma. Cukup dua sampai tiga butir saja, sudah bisa mengembalikan gula yang tadi turun," kata Juwalita menambahkan.
Kemudian, saat makan besar seusai membatalkan puasa, asupan nutrisi secara lengkap juga harus terpenuhi. Misalnya karbohidrat kompleks dan serat. Beberapa makanan yang direkomendasikan adalah buah, sayur-sayuran, serta nasi.

No comments:

Post a Comment